LAHAT, (indotimes) – Warga Lahat Terpaksa Beli Air Terminal Akibat Gangguan Distribusi PDAM Tirta Lematang. Warga Lahat tengah menghadapi krisis air bersih selama dua hari terakhir akibat gangguan distribusi dari PDAM Tirta Lematang.
Kondisi ini memaksa banyak warga untuk mengeluarkan biaya ekstra guna membeli air terminal untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak.
Keluhan ini disuarakan oleh banyak pelanggan PDAM yang berharap agar aliran air bersih segera pulih. Fitri, seorang warga Kota Lahat, mengungkapkan kekesalannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setidaknya sudah dua hari ini kami tidak mendapatkan air bersih dari PDAM. Kami tidak tahu apa penyebabnya,” ujarnya dikutip dari tibunsumsel, pada Minggu (14/6/2024).
Akibat gangguan ini, Fitri terpaksa membeli air terminal berukuran 1000 liter untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dia berharap situasi ini tidak berlarut-larut, mengingat kebutuhan air yang meningkat dengan akan dimulainya masa sekolah anak-anak.
Dian, warga lain yang juga terdampak, mengatakan bahwa mereka telah mulai menghemat air dengan tidak mencuci pakaian dan mengurangi frekuensi mandi anak-anak.
“Kalau ini berlangsung lama, bisa jadi masalah besar bagi kami, terutama saat kemarau seperti sekarang,” keluhnya.
Melansir tribunsumsel, Di sisi lain, Direktur PDAM Tirta Lematang Lahat, Anda Wijaya, mengonfirmasi adanya kendala pada distribusi air.
Menurutnya, kebocoran pipa dari inteke Slawi ke instalasi pengolahan air (IPA) IV Gunung Gajah menjadi penyebab utama gangguan ini.
“Kami sedang mengalami kebocoran pipa yang menyebabkan distribusi air terhenti sementara,” ujarnya.
Kawasan yang terdampak cukup luas, mencakup seluruh Perumahan Gunung Gajah, Perumnas Slawi, RDP JKA, Talang Jawa Utara dan Selatan, serta beberapa wilayah lainnya termasuk RSUD Lahat dan Hotel Bukit Serelo Lahat.
Anda Wijaya menambahkan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan perbaikan secepat mungkin agar aliran air bisa kembali normal.
Masyarakat Lahat berharap perbaikan dapat segera selesai dan distribusi air bersih kembali normal, mengingat pentingnya air dalam kehidupan sehari-hari dan kondisi kemarau yang semakin memperparah situasi.