GORONTALO, (indotimes) – Update Banjir dan Longsor Gorontalo: Ribuan Jiwa Terdampak, Korban Jiwa, Cuaca Buruk. Merilis kontan.id, Sebanyak 2.316 kepala keluarga atau sekitar 7.888 jiwa dan 2.026 unit rumah mengalami dampak serius akibat banjir luapan Sungai Moloupo dan Danau Limboto di Kabupaten Gorontalo.
Bencana ini merata di lima kecamatan utama, yaitu Tilango, Telaga Jaya, Limboto, Tabongo, dan Batudaa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo, Udin Pango, menjelaskan bahwa Kecamatan Tilango menjadi salah satu yang paling terdampak, khususnya di desa Tabumela dan Tualango.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Tabumela, sebanyak 216 kepala keluarga atau sekitar 919 jiwa dan 211 rumah terendam, sementara di Tualango, 231 kepala keluarga atau sekitar 768 jiwa dan 225 rumah juga mengalami nasib serupa.
Bencana juga melanda Kecamatan Telaga Jaya, di mana desa Buhu dan Hutadaa terendam banjir. Buhu melaporkan 134 kepala keluarga atau sekitar 444 jiwa serta 128 unit rumah terdampak, sementara Hutadaa mencatat 338 kepala keluarga atau sekitar 1.197 jiwa dengan 329 rumah tergenang.
Di Kecamatan Limboto, berbagai kelurahan seperti Tenilo, Bolihuangga, Kayubulan, Hunggaluwa, dan Hutuo mengalami dampak signifikan. Total mencapai 1.926 jiwa dengan ratusan unit rumah terendam.
Kecamatan Tabongo juga tidak luput, dengan Desa Limehe Timur dan Tabongo Barat tercatat mengalami dampak serius.
Sementara itu, warga Kecamatan Batudaa terdampak meluapnya Danau Limboto, khususnya di Desa Payunga serta desa-desa lainnya seperti Iluta, Ilohungayo, Huntu, Pilobuhuta, dan Barakati.
Udin Pango menegaskan bahwa langkah koordinasi intensif telah dilakukan antara pihak terkait untuk penanganan pasca-banjir, termasuk pembersihan rumah warga dan distribusi bantuan makanan.
Di sisi lain, melansir CNN, Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) melaporkan adanya 143 warga terdampak longsor di kawasan tambang mineral di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Dari jumlah tersebut, 23 orang dinyatakan meninggal dunia dan 30 orang masih dalam pencarian, sementara 90 orang berhasil diselamatkan.
Operasi pencarian dan pertolongan terus berlangsung dengan melibatkan 1.002 personel dari 25 instansi atau organisasi yang berkoordinasi di bawah pengawasan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Namun, upaya ini tidak lepas dari kendala medan sulit dan cuaca buruk yang membahayakan keselamatan tim penyelamat di lapangan.