INDOTIMES.ID, JAKARTA, 8 Maret 2025 – Pendiri Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengkritik keras kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) bertajuk Urgensi Reformasi Polri, Ray menilai Polri lebih terlibat dalam politik praktis daripada menjalankan tugas utamanya sebagai aparat penegak hukum.
Menurut Ray, Jenderal Listyo Sigit Prabowo memiliki bakat politik yang lebih dominan dibandingkan dengan kemampuan dalam penegakan hukum. “Saya lihat, Pak Listyo ini bakat politiknya jauh lebih kuat dibandingkan bakat aparat penegak hukumnya,” ujar Ray, Jumat (7/3), di Jakarta.
Ray juga menyoroti bahwa Polri kini lebih sering terlibat dalam mendukung program-program pemerintah daripada fokus pada tugas utamanya untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Ia memberikan contoh terlibatnya Polri dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengawasan terhadap bursa saham, yang menurutnya bukan merupakan tugas dan fungsi Polri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kritikan ini dilanjutkan dengan pengakuan Ray yang sudah lama mendorong agar Kapolri dievaluasi, meskipun ia menduga bahwa hubungan kedekatan Listyo dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi faktor penghambat evaluasi tersebut. “Tapi kayaknya kalau soal Pak Kapolri ini menjadi semacam titik temu gitu, antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi. Ini bacaan politiknya lah ya,” ujarnya.
Sementara itu, Komisioner Kompolnas Choirul Anam memberikan pandangannya terkait kritik tersebut. Ia mengakui bahwa setiap Kapolri memiliki kekurangan dan prestasinya masing-masing. Anam juga menyebut, meskipun banyak kritikan yang datang, kepemimpinan Kapolri saat ini juga memiliki beberapa prestasi, seperti pembentukan Direktorat Perlindungan Anak dan Perempuan.
Anam juga menekankan bahwa masalah yang ada di tubuh Polri tidak hanya terkait dengan individu Kapolri semata, melainkan juga terkait dengan perbaikan struktural dan kultural di institusi tersebut, termasuk dalam hal pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. “Pergantian Kapolri sebaiknya dilakukan secara natural, seperti sebelumnya, dengan catatan baik dan buruk yang selalu ada pada setiap kepala kepolisian,” tandas Anam.
Diskusi ini mencerminkan seruan penting untuk melakukan reformasi struktural di Polri agar institusi kepolisian dapat kembali fokus pada tugas utamanya dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.