MOSKOW, indotimes.id – Melansir BBC, Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah menandatangani perjanjian yang menegaskan komitmen saling membantu dalam menghadapi “agresi” terhadap salah satu negara mereka.
Pengumuman ini disampaikan Putin setelah pertemuan mewah dengan Kim di Pyongyang, yang merupakan kunjungan pertamanya ke ibu kota Korea Utara sejak tahun 2000.
Kim menggambarkan hubungan mereka sebagai “aliansi tingkat tinggi yang baru”, menegaskan langkah signifikan dalam memperkuat kemitraan yang cepat berkembang antara kedua negara ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perjanjian ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara Barat, yang melihat potensi dampaknya terhadap stabilitas global.
Perjanjian pertahanan ini memungkinkan Moskow untuk memberikan dukungan kepada Pyongyang dalam konflik di Semenanjung Korea di masa depan, sementara Korea Utara dapat membantu Rusia dalam upayanya melawan Ukraina, meskipun rincian operasional tidak dijelaskan secara terperinci oleh Putin.
Kedua pemimpin ini telah terlibat dalam pertukaran bantuan, dengan Korea Utara dituduh memasok senjata kepada Rusia, sementara Rusia memberikan teknologi luar angkasa yang mendukung program rudal Korea Utara. Pertemuan terakhir mereka sebelumnya adalah di Rusia pada bulan September.
Pada hari Rabu, Putin dan Kim menandatangani “perjanjian kemitraan komprehensif” yang mencakup klausul untuk memberikan “bantuan timbal balik jika terjadi agresi” terhadap salah satu negara, sesuai dengan pernyataan resmi Putin. Definisi “agresi” dalam konteks ini tidak dijelaskan lebih lanjut.
Perjanjian ini memperkuat posisi strategis kedua negara dan memiliki potensi untuk mempengaruhi dinamika geopolitik global di masa mendatang.