INDOTIMES.ID, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto dikabarkan marah besar atas praktik kecurangan penjualan MinyaKita, di mana takarannya dikurangi dari 1 liter menjadi 750 ml per kemasan. Kecurangan ini merugikan masyarakat luas dan telah menjadi perhatian serius pemerintah.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai menghadiri rapat bersama Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
“Ya gimana, masa enggak marah? Yang marah itu enggak hanya Presiden, kita semua juga marah,” ujar Sudaryono dengan nada tegas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Presiden Prabowo, kata Sudaryono, telah memberikan instruksi jelas bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum di Indonesia.
“Siapapun yang melanggar, apalagi yang merugikan rakyat banyak, harus ditindak tegas! Dengan tindakan tegas ini, akan ada efek jera. Orang juga tidak akan berani mengulangi, dan yang punya niat curang akan berpikir ulang,” tegasnya.
Polisi Tetapkan Tersangka, Gudang MinyaKita Digerebek
Praktik kecurangan ini akhirnya menyeret seorang tersangka berinisial AWI, pemilik dan penanggung jawab gudang produksi MinyaKita yang berada di Jalan Tole Iskandar, Depok. Gudang tersebut dikelola oleh PT ARN dan PT MSI, yang sebelumnya dimiliki oleh PT AEGA.
Brigjen Helfi Assegaf, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, menegaskan bahwa pihaknya telah menetapkan AWI sebagai tersangka dalam kasus ini.
“Dalam perkara ini, penyidik telah menetapkan satu orang sebagai tersangka dengan inisial AWI, yang berperan sebagai pemilik dan penanggung jawab kegiatan usaha di gudang,” jelas Helfi pada Selasa (11/3/2025).
Mendag: Oknum Sudah Ditindak, Video Lama Kembali Viral
Menteri Perdagangan Budi Santoso membenarkan adanya kecurangan ini dan menegaskan bahwa oknum produsen yang mengurangi takaran MinyaKita sudah dilaporkan ke aparat penegak hukum (APH).
Ia juga menjelaskan bahwa video yang viral terkait kasus ini adalah video lama, namun pelakunya tetap sama, yakni PT Navyta Nabati Indonesia (NNI) yang berlokasi di Tangerang.
“Navyta Nabati Indonesia, ya betul, yang pernah kita datangi itu. Tapi sekarang sudah ditindaklanjuti ke polisi,” ujar Budi saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Dengan langkah tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum, diharapkan kasus serupa tidak terulang, serta kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan pangan tetap terjaga.
Penulis : Putra
Editor : Redaksi