PALEMBANG, (indotimes) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, memimpin apel dan simulasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (20/7/2024).
Acara yang digelar di Halaman Griya Agung ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah yang rawan.
Dalam sambutannya, Airlangga menyoroti topografi Sumsel yang beragam, dengan dataran tinggi di barat (Bukit Barisan) dan dataran rendah di timur, serta ekosistem mangrove dan lahan gambut yang luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kondisi ini menjadikan tanah Sumsel subur dan kaya akan berbagai produk perkebunan, pertanian, perikanan, serta pertambangan. Kekayaan alam ini harus dikelola dengan baik untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Airlangga.
Namun, Airlangga juga mengingatkan tentang tantangan yang dihadapi akibat kondisi geografis tersebut, seperti ancaman banjir dan tanah longsor saat musim hujan, serta kekeringan dan kebakaran hutan saat musim kemarau, terutama di lahan gambut yang mudah terbakar.
Kebakaran besar di lahan gambut dapat menyebabkan kabut asap yang merugikan sektor kesehatan, perhubungan, dan sosial ekonomi.
“Mengatasi masalah ini memerlukan aksi nyata untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan dampaknya. Masih segar dalam ingatan kita, dampak kerugian ekonomi akibat Karhutla di Sumsel pada tahun 2022 mencapai Rp 42,7 miliar, dengan kerugian terbesar di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mencapai Rp 11,4 miliar,” ungkapnya.
Airlangga menegaskan pentingnya langkah-langkah pencegahan yang efektif dan berkelanjutan, serta mengingatkan poin-poin arahan Presiden pada Rakornas Karhutla.
- Prioritas Pencegahan: Upaya pencegahan harus diprioritaskan dan tidak boleh terlambat.
- Manajemen Lapangan: Konsolidasi dan organisasi yang baik di lapangan, dengan deteksi dini dan penanganan segera.
- Deteksi Dini dan Pemantauan: Semua unsur harus bergerak untuk deteksi dini dan pemantauan area rawan titik panas.
- jajaran harus selalu memperbarui informasi terkait kondisi di lapangan
- Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi terkini untuk monitoring, pengawasan, dan pemulihan cepat bila terjadi gangguan.
- Kolaborasi Pemerintah dan TNI/Polri: Melibatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan kepala desa dalam upaya pencegahan.
- Edukasi Masyarakat: Pemberian edukasi yang berkelanjutan untuk pencegahan kebakaran hutan.
- Solusi Permanen: Mencari solusi jangka panjang untuk pencegahan dan penanganan Karhutla.
- Penataan Ekosistem Gambut: Melanjutkan penataan ekosistem gambut dan pengelolaan tata air gambut.
- Penegakan Hukum: Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan untuk memberikan efek jera.
“Apel dan simulasi kebakaran hutan yang kita laksanakan hari ini merupakan bukti kepedulian dan kesiapan kita dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Saya berharap, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang show of force, tetapi juga mendorong persiapan personel yang terampil, kemampuan yang memadai, dan peralatan yang mumpuni,” tutup Airlangga.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam menjaga lingkungan dan mencegah bencana kebakaran hutan dan lahan yang dapat merugikan banyak pihak.