Pertemuan Terakhir KTT NATO di Washington DC Bahas Ukraina dan China: Ini Respons Tiongkok dan Rusia - Portal Berita Politik

Pertemuan Terakhir KTT NATO di Washington DC Bahas Ukraina dan China: Ini Respons Tiongkok dan Rusia

- Editor

Jumat, 12 Juli 2024 - 13:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden AS, Joe Biden berdedikasi pada pertemuan Dewan Atlantik Utara selama KTT NATO di Washington, Foto : AFP

i

Presiden AS, Joe Biden berdedikasi pada pertemuan Dewan Atlantik Utara selama KTT NATO di Washington, Foto : AFP

WASHINGTON, (indotimes) – Pertemuan Terakhir KTT NATO di Washington DC Bahas Ukraina dan China: Ini Respons Tiongkok dan Rusia. Pada hari terakhir KTT NATO di Washington DC, Kamis (11/7), negara-negara sekutu mengadakan dua pertemuan terpisah dengan para mitra Indo-Pasifik, yaitu Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru, serta dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Melansir VOA, Dalam sambutannya pada pertemuan NATO bersama mitra Indo-Pasifik dan Uni Eropa, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan pentingnya membahas perang Rusia melawan Ukraina, dukungan ekonomi China terhadap Rusia, dan meningkatnya persekutuan negara-negara otoritarian.

Stoltenberg menekankan bahwa kerja sama erat antara NATO dan mitra Indo-Pasifik diperlukan untuk menjaga perdamaian dan melindungi tatanan dunia internasional berbasis hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sehari sebelumnya, Stoltenberg menyampaikan komunike KTT NATO yang mengandung teguran keras terhadap Beijing. Sekutu-sekutu NATO menyebut China sebagai “penggerak yang menentukan” dalam perang Rusia melawan Ukraina dan mengungkapkan kekhawatiran terkait persenjataan nuklir Beijing serta kemampuan militernya di angkasa luar.

Baca Juga  EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?

Komunike ini disetujui oleh seluruh 32 anggota NATO, menegaskan bahwa China kini menjadi fokus aliansi militer tersebut.

Kementerian Luar Negeri China dengan tegas menyangkal komunike tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menuduh NATO melebih-lebihkan peran China dalam isu Ukraina dan menyebut pernyataan itu keterlaluan serta penuh niat jahat.

“Deklarasi KTT NATO di Washington meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Pasifik dan dipenuhi mentalitas Perang Dingin. Konten terkait China penuh dengan prasangka, fitnah, dan provokasi,” tandasnya.

Lin juga menekankan bahwa China memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis Ukraina dan meminta NATO untuk meninggalkan konsep konfrontasi blok yang ketinggalan zaman, serta tidak mencampuri politik dalam negeri China.

Baca Juga  Serangan Israel di Gaza Memicu Kecaman, Indonesia Desak Aksi Nyata Komunitas Internasional

Beijing menegaskan bahwa pihaknya tidak memberikan bantuan militer kepada Rusia, tetapi tetap menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan negara tetangganya itu selama konflik berlangsung.

Sementara itu, NATO sepakat untuk terus mendukung Ukraina dalam upayanya menjadi anggota NATO yang kini dianggap “irreversible”. Stoltenberg menyatakan bahwa Ukraina pasti akan menjadi anggota NATO pada waktu yang tepat.

NATO juga menyiapkan paket bantuan bagi Ukraina, termasuk pendirian pusat komando di Wiesbaden, Jerman, untuk memberikan pelatihan kepada militer Ukraina serta bantuan langsung seperti sistem pertahanan udara dan jet tempur F-16, serta komitmen bantuan militer senilai 40 miliar euro (sekitar Rp700 triliun) selama setahun ke depan.

Dalam konferensi pers bersama Stoltenberg dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Zelenskyy mengucapkan terima kasih atas paket bantuan dari NATO, terutama pengiriman sistem pertahanan udara mengingat serangan udara yang menghancurkan rumah sakit anak terbesar di negara itu dan menewaskan puluhan orang.

Baca Juga  Serangan Israel di Gaza Memicu Kecaman, Indonesia Desak Aksi Nyata Komunitas Internasional

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mencela komitmen NATO yang akhirnya akan menerima keanggotaan Ukraina dan menyatakan bahwa Rusia harus berusaha menghilangkan Ukraina atau NATO.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Rusia sedang merencanakan “langkah-langkah tanggapan” untuk mengekang “ancaman yang sangat serius” dari NATO, dan menegaskan bahwa NATO kini terlibat sepenuhnya dalam konflik di Ukraina.

Menjelang KTT NATO, Rusia menembakkan rentetan rudal ke Ukraina, menewaskan puluhan orang, termasuk di ibu kota Kyiv, di mana rumah sakit anak terbesar rusak berat.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket bantuan keamanan baru bagi Kyiv sebagai bagian dari rangkaian penutupan KTT NATO di Washington DC.

Berita Terkait

EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?
Serangan Israel di Gaza Memicu Kecaman, Indonesia Desak Aksi Nyata Komunitas Internasional
G7 Ultimatum Rusia: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Sanksi Baru
Lentera Ramadan dari Kardus Daur Ulang, Cara Warga Gaza Menemukan Harapan
Israel Garis Keras Dukung Rencana Trump Usir Warga Gaza
Putin Setuju Gencatan Senjata, Tapi Tolak Proposal AS: “Harus Menghilangkan Akar Krisis!
Kronologi Penangkapan Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte
AS Tangkap Aktivis Pro-Palestina di Columbia University, Trump Janjikan Tindakan Keras

Berita Terkait

Jumat, 21 Maret 2025 - 14:20 WIB

EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?

Rabu, 19 Maret 2025 - 18:23 WIB

Serangan Israel di Gaza Memicu Kecaman, Indonesia Desak Aksi Nyata Komunitas Internasional

Sabtu, 15 Maret 2025 - 15:26 WIB

G7 Ultimatum Rusia: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Sanksi Baru

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:43 WIB

Lentera Ramadan dari Kardus Daur Ulang, Cara Warga Gaza Menemukan Harapan

Sabtu, 15 Maret 2025 - 10:28 WIB

Israel Garis Keras Dukung Rencana Trump Usir Warga Gaza

Berita Terbaru

Para Pemimpin-Pemimpim UNI Eropa. (Foto Istimewa)

Politik Luar Negeri

EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?

Jumat, 21 Mar 2025 - 14:20 WIB