Palembang, indotimes.id – Pengamat politik dari Sumatera Selatan, Haekal Al Haffafah, mengatakan bahwa Pilgub Sumsel akan menjadi pertandingan menarik. Dua mantan gubernur dan wakil gubernur, yakni Herman Deru (HD) dan Mawardi Yahya (MY), akan bersaing ketat karena keduanya memiliki popularitas yang kuat di mata publik.
Haekal menyebutkan bahwa pesaing lainnya tidak memiliki elektabilitas yang cukup kuat untuk menantang keduanya. Ini membuat Herman Deru dan Mawardi Yahya menjadi fokus utama bagi pemilih.
“Hasil Pemilu Presiden yang menunjukkan kemenangan bagi Prabowo-Gibran memberi dorongan bagi Mawardi untuk menantang Herman Deru. Namun, Herman Deru masih lebih kuat dalam premise elektoralnya saat ini” ungkap Haekal, Sabtu (15/6).
Haekal juga mengatakan bahwa dukungan dari partai seperti Nasdem, Demokrat, dan PKS menunjukkan bahwa pasangan HDCU (Herman Deru-Cucu Umar) sangat siap untuk bertarung di Pilkada Sumsel.
“Perbedaan antara Herman Deru dan Mawardi, di mana Herman Deru sudah dua kali mencalonkan diri di Pilkada Sumsel, sementara Mawardi hanya satu kali. Hal ini membuat Herman Deru lebih dikenal oleh publik Sumsel” jelasnya.
Namun, Haekal menyoroti bahwa isu keterwakilan sex, meskipun ada pasangan Holda-Meli (Domestic) sebagai two part harmony srikandi, belum menjadi prioritas bagi pemilih di Sumsel. Kesadaran politik terkait keterwakilan perempuan di panggung politik dinilai masih terbatas di kalangan masyarakat.
“Dengan demikian, Pilgub Sumsel diprediksi akan menjadi ajang persaingan sengit antara Herman Deru dan Mawardi Yahya, dengan faktor-faktor seperti premise elektoral, dukungan partai, dan kesadaran politik menjadi penentu utama dalam pilihan pemilih” tandasnya.