INDOTIMES.ID, Gaza – Di tengah kondisi sulit akibat konflik berkepanjangan, Rehan Shurrab, seorang warga Khan Younis, Gaza Selatan, menemukan cara kreatif untuk menyambut Ramadan.
Dengan memanfaatkan kardus bekas dari bantuan kemanusiaan, ia membuat lentera dan hiasan bulan sabit guna menambah penghasilan dan membawa sedikit keceriaan bagi anak-anak di lingkungannya.
“Tahun ini berbeda dari sebelumnya,” kata Shurrab dilansir voa (14/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selama perang, kardus ada di mana-mana. Sebagian digunakan untuk api unggun, tetapi saya ingin mengubahnya menjadi sesuatu yang spesial—lentera dan hiasan Ramadan,” ungkapnya.
Bagi Shurrab, membuat lentera bukan sekadar usaha ekonomi, tetapi juga bentuk harapan di tengah kesulitan.
“Dengan cara sederhana, kita bisa menciptakan sesuatu yang indah yang membawa kebahagiaan bagi banyak orang, terutama anak-anak. Saat ini, lentera buatan pabrik sulit ditemukan dan harganya mahal. Dengan mendaur ulang, saya bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga saya,” ujarnya.
Masyarakat Gaza memasuki Ramadan dalam situasi yang menantang setelah lebih dari setahun konflik. Tahun lalu, bulan suci dijalani di tengah perang, sementara kali ini dimulai bertepatan dengan berakhirnya gencatan senjata yang masih rapuh.
Dalam tradisi Ramadan, lentera berwarna-warni biasanya menghiasi rumah dan jalanan. Namun, bagi banyak warga Gaza seperti Fatima Barbakh, kebutuhan dasar menjadi prioritas utama.
“Kami tidak bisa membeli lentera atau dekorasi seperti biasanya,” kata Barbakh.
“Saya hanya datang ke pasar untuk membeli kebutuhan sederhana untuk sahur, seperti keju dan bahan makanan lainnya. Ramadan tetap bulan kebaikan, tapi keadaannya sangat berbeda dari sebelumnya,” bebernya.
Di tengah tantangan, kreativitas dan ketahanan warga Gaza terus menjadi sumber inspirasi, menjadikan setiap Ramadan sebagai pengingat akan harapan dan semangat untuk bertahan. (Rz)
