INDOTIMES.ID, Jakarta – Kebijakan baru pemerintah terkait tata kelola pupuk bersubsidi menuai kritik tajam dari Komisi IV DPR RI dan para distributor.
Dalam audiensi dengan Asosiasi Distributor Pupuk Indonesia (ADPI) Jawa Tengah, Selasa (11/3/2025), DPR menyoroti potensi masalah besar jika peran distributor dihapus setelah terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025.
Perpres tersebut mengatur penyaluran pupuk bersubsidi secara langsung, tanpa perantara distributor. Namun, ADPI menilai kebijakan ini berisiko menimbulkan masalah baru dalam distribusi pupuk di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
DPR: Kebijakan Pupuk Bersubsidi Salah Fatal!
Menanggapi kekhawatiran itu, Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo menilai kebijakan pemerintah dalam menangani pupuk bersubsidi selama ini memiliki kesalahan mendasar. Menurutnya, pemerintah keliru menyamakan pupuk bersubsidi dengan bantuan sosial (bansos).
“Pemerintah salah besar karena pupuk subsidi ini diperlakukan seperti program bantuan sosial. Padahal, bansos itu ditujukan untuk manusia, sementara pupuk subsidi bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian,” tegas politisi Golkar itu.
Firman menekankan bahwa penyaluran pupuk harus berbasis geospasial, yakni berdasarkan luasan lahan dan pemiliknya. Dengan begitu, distribusi pupuk bisa lebih terukur dan tepat sasaran.
Instruksi Prabowo Tak Pernah Sebut Penghapusan Distributor
Selain itu, Firman juga menyoroti adanya kesalahpahaman di internal pemerintahan terkait kebijakan ini. Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak pernah menginstruksikan penghapusan distributor pupuk.
“Tidak ada satu pun pernyataan Presiden yang mengatakan bahwa distributor dibubarkan. Yang beliau tekankan adalah agar distribusi pupuk tidak lagi carut-marut, harus tepat sasaran, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat harga bagi petani,” ujarnya.
Dengan polemik yang semakin panas, DPR mendesak pemerintah untuk merevisi kebijakan dan memastikan agar perubahan sistem distribusi pupuk tidak justru menyulitkan petani.
Penulis : fadhil
Editor : Redaksi