BALI, (indotimes) – Kegiatan Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) Indonesia dan Filipina di Bidang Pendidikan resmi ditutup pada Rabu (24/7). Acara ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan tiga lembaga pendidikan Filipina, yaitu the Commission on Higher Education (CHED), the Department of Education (DepEd), dan the Technical Education and Skills Development Authority (TESDA).
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Abdul Haris, yang menutup acara tersebut, menyatakan rasa bangganya atas kedalaman diskusi dan komitmen bersama untuk memajukan kolaborasi dalam pendidikan tinggi dan pendidikan kejuruan antara kedua negara.
“Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina telah mengeksplorasi berbagai cara untuk bekerja sama yang menawarkan potensi besar bagi sistem pendidikan di kedua negara,” kata Haris dikutip dari laman Kemedikbud RI, Jumat (26/7/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam bidang pendidikan tinggi, Haris menekankan pentingnya jaringan institusi yang kuat di kedua negara yang berfokus pada penelitian, pengajaran, dan keterlibatan masyarakat. “Sekolah-sekolah ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan dan mempromosikan ide-ide baru di berbagai bidang,” ujarnya.
Haris juga menyoroti peluang proyek penelitian kolaboratif yang dapat mengatasi tantangan bersama. “Dengan menggabungkan sumber daya intelektual dan kekuatan institusional, kami dapat meningkatkan pengaruh upaya penelitian dan memberikan kontribusi substansial bagi kemajuan pengetahuan global,” tambahnya.
Dalam pendidikan kejuruan, Indonesia dan Filipina mengakui peran penting pengembangan keterampilan dalam mendorong pertumbuhan inklusif dan memenuhi permintaan industri dalam ekonomi global yang terus berkembang. “Kemendikbudristek dan TESDA Filipina berperan penting dalam membentuk kebijakan dan program yang memastikan pendidikan kejuruan tetap responsif dan relevan dengan kebutuhan pasar,” kata Haris.
Haris menambahkan bahwa inisiatif kerja sama dalam pendidikan kejuruan dapat berfokus pada perancangan kurikulum yang memenuhi kebutuhan industri, pelatihan instruktur kejuruan untuk meningkatkan kemampuan mereka, dan pembangunan pusat-pusat keunggulan dengan fasilitas canggih. “Upaya-upaya ini tidak hanya meningkatkan kesiapan kerja, tetapi juga menawarkan jalan untuk pembelajaran berkelanjutan dan peningkatan keterampilan, yang penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing dalam jangka panjang,” jelasnya.
Ke depannya, Haris mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen pada inovasi, inklusivitas, dan keberlanjutan dalam pendidikan. “Dengan merangkul prinsip-prinsip ini, Indonesia dan Filipina dapat memberdayakan individu dan memandu bangsa kita menuju masa depan yang ditandai dengan kemakmuran dan ketahanan,” tambahnya.
“Saya yakin bahwa wawasan, ide, rekomendasi, dan saran yang telah kita diskusikan hari ini akan menjadi dasar yang kuat untuk kolaborasi yang lebih erat. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk mengubah visi kolektif kita menjadi langkah-langkah praktis yang akan berdampak positif bagi para mahasiswa, industri, dan masyarakat,” tutup Haris.
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin, mengatakan bahwa JWG antara Indonesia dan Filipina telah mencapai tonggak penting dengan merinci langkah selanjutnya menuju kerja sama pendidikan yang lebih baik.
Tatang menambahkan bahwa program kerja sama Indonesia dengan Filipina mencakup bidang Pendidikan Dasar, Pengembangan Kurikulum, Pendidikan Vokasi, Peningkatan Kualitas Guru, dan Pengembangan Bahasa. “Saya percaya bahwa dialog kita hari ini telah menjadi sarana penting untuk lebih memahami tantangan dan peluang kerja sama pendidikan kita. Temuan dan kesepakatan hari ini bahkan akan membuka jalan bagi hubungan yang lebih erat antara kedua negara,” pungkas Tatang.