INDOTIMES.ID, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Vietnam resmi meningkatkan hubungan bilateral menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif dalam peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Salah satu sektor utama yang diperkuat adalah kerja sama perikanan, khususnya dalam pengembangan budidaya lobster, tuna, dan rumput laut.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Implementing Arrangement (IA) antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia serta Direktorat Perikanan dan Pengawasan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dokumen tersebut diperlihatkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (PKV) Tô Lâm dalam acara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/3).
“Dengan penguatan kerja sama ini, kita semakin dekat untuk menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai pemimpin dalam produksi perikanan di kawasan,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, dikutip dari laman KKP Rabu (12/3/2025).
Kerja Sama Akuakultur, Teknologi, dan Hilirisasi
Selain pengembangan budidaya, kedua negara sepakat meningkatkan pertukaran informasi terkait regulasi dan data akuakultur, teknologi budidaya, perdagangan, serta pemasaran produk perikanan.
Kesepakatan ini juga mencakup investasi, pendidikan, serta pertukaran ilmuwan dan pejabat pemerintah untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor perikanan.
Sebagai mekanisme implementasi, Indonesia dan Vietnam akan membentuk Kelompok Kerja Sama Bersama yang akan bertemu secara rutin setidaknya setahun sekali guna mengevaluasi perkembangan kerja sama serta menyusun langkah-langkah strategis ke depan.
Perjanjian ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan kedua negara.
Budidaya Perikanan Berkelanjutan: Fokus pada Rumput Laut dan Tuna
Sebelum acara kenegaraan, Menteri Trenggono dan Wakil Menteri Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam, Phung Duc Tien, menggelar pertemuan bilateral di Kantor KKP, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan ini, mereka membahas pengembangan budidaya perikanan di Indonesia, termasuk rumput laut dan tuna.
Indonesia saat ini merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia, dengan produksi lebih dari 9 juta ton per tahun. Pemerintah terus mengembangkan program hilirisasi untuk meningkatkan nilai jual produk rumput laut.
Salah satu inovasi terbaru adalah model budidaya ramah lingkungan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang tidak lagi menggunakan plastik sebagai pelampung, melainkan batok kelapa, sehingga lebih aman bagi ekosistem laut.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan budidaya tuna di wilayah timur Indonesia oleh pihak swasta.
“Kami berkomitmen mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kelestarian ekosistem,” tegas Menteri Trenggono.
Perangi Penyelundupan Benih Lobster dan IUU Fishing
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Vietnam juga sepakat untuk memerangi praktik penyelundupan benih bening lobster.
Vietnam berkomitmen mengambil langkah tegas dalam pemberantasan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing).
“Kami berharap kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan perdagangan perikanan semakin nyata dan mendalam,” ujar Wakil Menteri Phung Duc Tien.
Dengan peningkatan kerja sama ini, Indonesia dan Vietnam semakin memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama di sektor perikanan di Asia Tenggara.
Penulis : Fadhil
Editor : Redaksi