PALEMBANG, (indotimes) – Kasus HIV/AIDS di Sumatera Selatan (Sumsel) terus meningkat. Pada tahun 2022 tercatat 658 kasus baru, dan pada 2023 jumlah tersebut naik menjadi 870 kasus baru. Dari Januari hingga Mei 2024, sudah ada 409 kasus baru HIV/AIDS.
“Melihat jumlah tersebut, diprediksi kasus HIV/AIDS pada tahun 2024 akan sama dengan tahun 2023,” ujar Pengelola Program HIV Dinkes Sumsel, Irma, Kamis (25/7/2024).
Irma menjelaskan bahwa dari 409 kasus baru HIV/AIDS, sebanyak 295 orang terinfeksi HIV atau berada di stadium I dan II, sementara 114 orang lainnya terinfeksi AIDS atau berada di stadium III dan IV.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data menunjukkan bahwa Kota Palembang mencatat kasus tertinggi dengan 221 kasus baru, yang terdiri dari 172 kasus HIV dan 49 kasus AIDS. Angka ini jauh melebihi jumlah kasus di 16 daerah lain di Sumsel.
Di Lubuklinggau, tercatat 26 kasus baru (14 HIV dan 12 AIDS), di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur ada 23 kasus (10 HIV dan 13 AIDS), di Banyuasin terdapat 19 kasus (17 HIV dan 2 AIDS), dan di Prabumulih ada 19 kasus (16 HIV dan 3 AIDS).
Berikutnya, Musi Banyuasin mencatat 18 kasus baru (15 HIV dan 3 AIDS), Muara Enim 18 kasus (9 HIV dan 9 AIDS), OKI 15 kasus (10 HIV dan 5 AIDS), Lahat 11 kasus (8 HIV dan 3 AIDS), dan OKU 11 kasus (7 HIV dan 4 AIDS).
Di Ogan Ilir tercatat 7 kasus HIV, Musi Rawas 6 kasus (5 HIV dan 1 AIDS), OKU Selatan 5 kasus (2 HIV dan 3 AIDS), Empat Lawang 5 kasus (1 HIV dan 4 AIDS), Pagar Alam 1 kasus (AIDS), dan Penukal Abab Lematang Ilir 2 kasus (1 HIV dan 1 AIDS).
Kasus terbanyak terjadi pada usia 20-29 tahun sebanyak 154 orang, disusul usia 30-39 tahun dengan 130 orang. Penyebab utama meningkatnya kasus ini adalah perilaku hubungan seks yang tidak aman, baik secara heteroseksual maupun homoseksual.
“Dinkes Sumsel terus melakukan edukasi dan deteksi dini pada orang-orang yang berisiko, serta menyediakan pengobatan bagi pasien yang sudah terinfeksi HIV. Kami juga bekerja sama lintas program dan lintas sektor serta memantau pengobatan,” jelas Irma.
Untuk edukasi dan informasi dasar soal HIV/AIDS, Dinkes Sumsel bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Agama untuk skrining calon pengantin, dan Dinas Sosial untuk memberikan bantuan keahlian dan modal bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHIV).
Kesadaran Masyarakat Meningkat
Menurut Rudi Muliansyah dari Yayasan Sriwijaya Plus, peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar untuk melapor dan melakukan pemeriksaan.
“Penambahan kasus HIV/AIDS ini bukan berarti buruk. Semakin banyak kasus yang ditemukan, semakin aware masyarakat untuk periksa kesehatan dan melakukan pengobatan,” kata Rudi.
Rudi menekankan pentingnya tidak menjauhi penderita HIV/AIDS. “Jika ada masyarakat yang terinfeksi HIV/AIDS, jangan dijauhi, tapi disupport agar mereka mendapatkan pengobatan,” ujarnya.
Penanganan Kontinu Diharapkan
Ketua PKBI Sumsel, Amirul Husni, menekankan perlunya penanganan kontinu dari pemerintah. “Harapannya kepada pemerintah, jangan lengah. HIV/AIDS harus ditangani secara konsisten,” kata Amirul.
Amirul menambahkan bahwa Kota Palembang mencatat penambahan kasus terbanyak karena mobilitas tinggi dan banyaknya kunjungan wisata.
“Masyarakat sudah paham akan HIV/AIDS. Ketika kami memberikan edukasi, mereka mengerti. Harapannya, hindari seks bebas dan gunakan kondom jika terpaksa melakukan hubungan seksual,” tambah Amirul.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mengucilkan penderita HIV/AIDS. “Jangan musuhi orang yang positif HIV/AIDS, tapi musuhilah virusnya. Penderita HIV/AIDS harus rutin mengonsumsi obat ARV seumur hidup untuk mengendalikan virus,” pungkasnya.