foto : google/webuild
AFRIKA, 25 Juni 2024 (indotimes) – Jadi Penyedia Listrik Terbesar di Afrika, Ethiopia Habiskan USD 5 Miliar. Ethiopia memasuki tahap akhir Pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD), yang akan membuatnya menjadi penyedia listrik terbesar di Afrika.
Pada awal 2024, pengisian air Bendungan GERD telah mencapai 94 persen, menandai tonggak penting dalam proyek ambisius ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bendungan yang terletak di Sungai Blue Nile, bermula dari Danau Victoria di Tanzania dan Uganda, menjadi fokus utama pemerintah Ethiopia sebagai solusi masa depan energi negara.
Pembangunan bendungan ini dimulai pada tahun 2011 dengan pendanaan dari obligasi dan swasta, bertujuan untuk menjadi pembangkit listrik terbesar di Afrika dengan kapasitas terpasang 5,15 gigawatt, menempatkannya di antara 20 PLTA terbesar di dunia.
Perkembangan ini menandai Ethiopia sebagai eksportir potensial energi listrik untuk negara-negara tetangga, mengubah lanskap energi regional secara signifikan.
Meskipun proyek ini mendapat perlawanan keras dari Mesir dan Sudan selama lebih dari satu dekade terakhir, Ethiopia tetap teguh dalam mempertahankan rencana pembangunan.
Perselisihan ini terutama berkisar pada pengisian dan pengoperasian bendungan yang diyakini dapat mempengaruhi aliran Sungai Nil, yang merupakan sumber utama air bagi kedua negara tersebut.
Pada tanggal 20 Februari 2022, GERD menghasilkan listrik pertamanya, menyumbangkan 375 MW ke jaringan listrik nasional Ethiopia.
Pada bulan Agustus 2022, turbin kedua dengan kapasitas serupa juga dioperasikan, menunjukkan progres yang signifikan dalam implementasi proyek ini.
Mesir, sebagai negara hilir dari Sungai Nil, terus mengkritik proyek ini dengan alasan bahwa pengurangan aliran air Nil dapat berdampak negatif pada pertanian dan ekonomi mereka.
Namun, Ethiopia memilih untuk melanjutkan proyek ini sebagai bagian dari visi mereka untuk memperkuat kemandirian energi dan infrastruktur nasional.
Berdasarkan laporan dari Anadolu Agency pada 5 Januari 2024, Pemerintah Ethiopia mengumumkan bahwa pengisian GERD telah mencapai tahap keempat, meskipun hal ini memicu protes baru dari Mesir.
Ethiopia tetap fokus pada pencapaian tujuan nasionalnya, di antaranya melalui upaya internal untuk mengumpulkan dana melalui penjualan obligasi dan sumbangan sukarela dari warga.
Dengan biaya proyek hampir mencapai 5 miliar dolar AS, Ethiopia berhasil mengumpulkan sebagian besar dana dari sumber internal, ditambah dengan dukungan dari Exim Bank of China untuk peralatan listrik yang diperlukan.
Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah Ethiopia dalam menghadapi tantangan ekonomi dan politik yang muncul sepanjang perjalanan proyek GERD.
Dengan dasar bendungan GERD terletak 500 meter di atas permukaan laut, proyek ini diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi signifikan dalam sektor energi, tetapi juga menghadirkan dampak sosio-ekonomi positif bagi Ethiopia dan kawasan sekitarnya.