INDOTIMES.ID, Gaza – Kelompok sayap kanan Israel menyambut baik rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mendorong emigrasi massal 2,3 juta warga Palestina dari Gaza.
Mereka mengklaim langkah itu tidak melanggar hukum internasional, meski mendapat penolakan keras dari warga Palestina dan aktivis hak asasi manusia.
Kaukus sayap kanan “Tanah Israel” di Knesset menggelar pertemuan khusus pada Minggu lalu untuk mendukung gagasan relokasi besar-besaran warga Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengungkapkan telah membentuk “otoritas migrasi” di Kementerian Pertahanan guna mempercepat proses tersebut.
“Setiap shekel yang kita investasikan dalam migrasi lebih murah dibandingkan terus berperang,” ujar Smotrich dilansir voa, Rabu (12/3/2025).
Ia bahkan menyebut rencana ini sebagai peluang perubahan bersejarah bagi Timur Tengah dan Israel.
Anggota Knesset Simcha Rothman menegaskan bahwa rencana ini lebih realistis dibandingkan proposal Mesir dan Liga Arab, yang mengusulkan Otoritas Palestina menguasai Gaza tanpa melucuti senjata Hamas.
“Kita tidak bisa memberi Hamas kesempatan membangun kembali pasukan mereka. Itu bukan solusi, itu justru berbahaya bagi Gaza dan perdamaian kawasan,” tegas Rothman.
Sejumlah ahli hukum sayap kanan, termasuk Eugene Kontorovich dari Forum Kebijakan Kohelet, membela rencana ini. Mereka membandingkannya dengan pengungsi dari konflik di Afghanistan, Suriah, dan Ukraina, serta menolak menyebutnya sebagai “pembersihan etnis.”
Namun, organisasi liberal di Israel mengecam keras rencana ini. Aktivis Israeli Peace Now, Hagit Ofran, menegaskan bahwa pemindahan warga Gaza bukan sukarela, melainkan bentuk kejahatan perang.
“Jika Anda membuat kehidupan orang sengsara, lalu mengatakan mereka ingin pergi, itu bukanlah migrasi sukarela. Itu tidak bermoral,” kata Ofran.
Di tengah polemik ini, beberapa anggota Knesset bahkan mendorong pembangunan kembali 21 pemukiman Yahudi di Gaza yang telah dievakuasi pada 2005.
Pemimpin Gerakan Pemukiman, Daniella Weiss, menyatakan kesiapannya mendukung rencana Trump sekaligus menghidupkan kembali pemukiman Yahudi di wilayah itu.
Meskipun prospek pemukiman Yahudi di Gaza tampak kecil, banyak warga Israel setuju bahwa Hamas tidak boleh memiliki peran di masa depan wilayah tersebut.
Sebagian besar percaya bahwa cara terbaik untuk mewujudkan hal itu adalah dengan memaksa eksodus besar-besaran warga Palestina dari Gaza.