FBI Identifikasi Pelaku Upaya Pembunuhan Mantan Presiden Trump

WASHINGTON, (indotimes) – FBI Identifikasi Pelaku Upaya Pembunuhan Mantan Presiden Trump. Biro Investigasi Federal (FBI) mengumumkan pada Minggu (14/7) bahwa mereka berhasil mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, sebagai “subyek yang terlibat” dalam upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump. Penyelidikan atas insiden penembakan yang terjadi pada Sabtu (13/7) ini masih berlangsung.

Menurut pihak berwenang, Trump mengalami luka tembak di telinga kanannya saat sedang berkampanye di Pennsylvania. Agen khusus FBI yang memimpin kantor lapangan Pittsburgh, Kevin Rojek, mengonfirmasi dalam konferensi pers bahwa insiden tersebut sedang ditangani sebagai upaya pembunuhan.

“Malam ini, kami sedang menangani apa yang kami sebut sebagai upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump. Lokasi kejadian masih dalam penyelidikan,” ujar Rojek dikutip dari VOAindonesia, Senin (15/7/2024).

Rojek juga mengungkapkan bahwa pihak penegak hukum baru menyadari keberadaan penembak di atap setelah dia mulai melepaskan tembakan. “Penilaian kami saat ini adalah bahwa penembak berada di atap sebelum melepaskan tembakan,” jelasnya.

Menurut Rojek, sangat mengejutkan bahwa penembak mampu melepaskan banyak peluru dalam waktu singkat. Dia menambahkan bahwa semua detail akan diungkapkan setelah penyelidikan selesai.

Dalam insiden ini, pelaku penembakan tewas di tempat kejadian. Selain itu, satu peserta kampanye juga tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka, menurut pernyataan dari Dinas Rahasia (Secret Service).

Rojek menambahkan bahwa penyelidikan mengenai insiden tersebut mungkin akan memakan waktu berbulan-bulan.

Penembakan tersebut terjadi segera setelah Trump naik panggung saat acara kampanye di Kota Butler pada pukul 18.00 waktu setempat Sabtu (13/7) atau pukul 05.00 WIB, Minggu (14/7).

“Kami akan terus mendukung penyelidikan ini dengan seluruh sumber daya FBI, bersama mitra kami di Secret Service AS serta penegak hukum negara bagian dan lokal,” tegas FBI dalam sebuah pernyataan resmi.