Beijing, (indotimes) – Dalam langkah bersejarah, dua faksi Palestina yang telah lama berseteru, Fatah dan Hamas, menandatangani deklarasi di Beijing. China mengumumkan bahwa kedua faksi ini sepakat untuk mengakhiri perselisihan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dan bersatu membentuk pemerintahan persatuan nasional.
“Perwakilan senior dari 14 faksi Palestina mengadakan pembicaraan rekonsiliasi di Beijing dari 21 hingga 23 Juli,” ungkap Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China dikutip dari VOAIndonesia, Rabu (24/7/2024).
“Faksi-faksi Palestina itu menandatangani deklarasi Beijing untuk mengakhiri perpecahan dan memperkuat persatuan nasional Palestina, sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, di Washington, para pejabat AS belum memberikan tanggapan resmi terhadap perjanjian tersebut. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menegaskan bahwa AS tetap menganggap Hamas sebagai organisasi teroris dan tidak melihat peran Hamas dalam pemerintahan Gaza pascaperang.
Pembicaraan di Beijing bertujuan untuk menyusun peta jalan bagi Gaza pascaperang setelah gencatan senjata dicapai antara Israel dan Hamas, guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari sembilan bulan di Gaza.
Fatah dan Hamas telah berselisih selama puluhan tahun mengenai sikap mereka terhadap Israel. Fatah menguasai Otoritas Palestina, yang memerintah sebagian Tepi Barat dan telah menandatangani perjanjian perdamaian sementara dengan Israel. Sebaliknya, Hamas menolak untuk secara resmi mengakui negara Yahudi tersebut.
Selama 17 tahun terakhir, Mesir dan negara-negara Arab lainnya telah berupaya mendamaikan Hamas dan Fatah. Namun, apakah kesepakatan yang dicapai di Beijing ini akan mampu bertahan di lapangan masih harus dilihat.
Perpecahan antara kedua faksi ini dimulai ketika pejuang Hamas mengusir pasukan Fatah dari Gaza pada 2007 dan mengambil alih wilayah pesisir tersebut. Kesepakatan terbaru di Beijing diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan perdamaian dan persatuan yang berkelanjutan di Palestina.
Sumber Berita: internet