Milwaukee – Mantan Presiden Donald Trump, yang kini kembali mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Republik, menghadapi sejumlah tantangan hukum yang berat. Meski demikian, Trump tetap berpeluang kuat untuk memenangkan pemilihan presiden 2024.
Melansir VOA, Trump adalah satu-satunya presiden dalam sejarah Amerika Serikat yang telah dimakzulkan dua kali dan juga satu-satunya yang pernah dinyatakan bersalah atas tuduhan pidana.
Saat ini, dia menghadapi kemungkinan hukuman penjara dan dua dakwaan lainnya yang menuduhnya berusaha membalikkan hasil pemilu 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baru-baru ini, Trump selamat dari upaya pembunuhan oleh seorang pria bersenjata dalam sebuah kampanye politik.
Meski peluru menembus telinga kanannya, Trump tetap melanjutkan kampanyenya dan bersiap menerima pencalonannya sebagai kandidat presiden Partai Republik untuk ketiga kalinya pada Kamis (18/7) malam di Konvensi Nasional Partai Republik di Fiserv Forum, Milwaukee.
Jika terpilih pada bulan November, Trump bisa menjadi presiden kedua dalam sejarah AS yang terpilih untuk masa jabatan kedua yang tidak berurutan, prestasi yang terakhir kali dicapai oleh Presiden Grover Cleveland pada akhir 1800-an.
Meskipun dicerca oleh Partai Demokrat, Trump tetap memiliki basis pendukung yang kuat. Jutaan pengikutnya masih percaya bahwa dia dicurangi dalam pemilu 2020 dan mendukungnya untuk mencalonkan diri lagi pada 2024.
Trump, mantan taipan real estate dan pembawa acara reality show, kadang-kadang mengakui kekalahannya dalam pemilu terakhir.
Namun, dia sering menegaskan bahwa kekalahannya disebabkan oleh pemungutan suara dan penghitungan suara yang dicurangi.
Saat ini, jajak pendapat nasional menunjukkan persaingan ketat antara Trump dan Presiden Joe Biden, kandidat dari Partai Demokrat yang menang tipis pada 2020.
Meski demikian, Trump secara konsisten unggul di beberapa negara bagian kunci yang akan menjadi medan pertempuran politik pada pemilu 5 November mendatang.
Banyak pemilih berpendapat bahwa Trump lebih berhasil dalam mengelola perekonomian AS dan lebih tegas dalam menangani imigrasi ilegal dibandingkan Biden.
Trump berjanji kepada para pemilihnya untuk membalas kekalahan dalam pemilu 2020 dan menegaskan bahwa dia hanya akan bertindak sebagai diktator pada hari pertama masa jabatannya yang baru.
“Kami akan menutup perbatasan dengan Meksiko dan melakukan pengeboran. Setelah itu, saya bukan seorang diktator, oke?” ujarnya.
Pada sebuah pertemuan konservatif tahun lalu, Trump menegaskan komitmennya kepada para pendukungnya dengan mengatakan,
“Pada tahun 2016, saya menyatakan: Saya adalah suara Anda. Hari ini, saya menambahkan: Saya adalah pejuang Anda. Saya adalah keadilan Anda. Dan bagi orang-orang yang dipersalahkan dan dikhianati: Sayalah yang menebus Anda.”
Sumber Berita: Internet