PALEMBANG, 5 Juli (indotimes) – Demo di Mapolda Sumsel Tuntut Penyelidikan Dugaan Ijazah Palsu Kades Remban. Puluhan orang menggelar orasi di Mapolda Sumsel pada Jumat (05/07), menyoroti kasus dugaan ijazah palsu yang melibatkan oknum kades Remban di Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan.
Para pendemo mendesak agar kasus ini diusut tuntas oleh aparat kepolisian. Mereka menyampaikan bahwa laporan terkait ijazah palsu kades Remban telah diserahkan ke Polres sejak tahun 2022, namun hingga saat ini (05/07/2024) belum ada kejelasan mengenai proses pengusutannya.
Dalam orasinya, para pendemo menuntut agar Polda Sumsel mengambil alih kasus ini dari Polres Muratara. Mereka juga menekankan pentingnya menetapkan Ruslan, kades Remban, sebagai tersangka serta segera melakukan penangkapannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendemo mengklaim memiliki bukti-bukti dan pengakuan dari berbagai pihak terkait dengan dugaan palsunya ijazah Ruslan, termasuk keterangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Muratara dan pihak sekolah terkait.
Sebelumnya, serupa dengan aksi hari ini, mereka telah melakukan demonstrasi serupa di Polres Muratara, namun proses pengusutan kasus tetap terhenti. Kali ini, aksi digelar atas nama Perkumpulan Gerakan Cendana Grup di Mapolda Sumsel.
“Firul Firla, koordinator aksi, menyampaikan bahwa ditemukan berbagai kejanggalan terkait ijazah Ruslan, seperti foto, stempel, usia Ruslan, dan hal lainnya,” ujar Firul dalam orasinya dikutip dari prioritas.co.id.
Setelah berorasi, perwakilan pendemo diterima oleh perwakilan dari Polda Sumsel. Firul Firla menyatakan bahwa aspirasi mereka telah disampaikan, termasuk beberapa dokumen dan barang bukti yang relevan.
Polda Sumsel berjanji akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dan melakukan koordinasi dengan Polres Muratara. Kasus ini telah berkecamuk selama dua tahun sejak dilaporkan, terkait dengan dugaan pemalsuan ijazah saat pencalonan kades.
“Saat kades Remban belum dilantik hingga sekarang, laporan tidak menunjukkan perkembangan dan prosesnya terhenti di Polres. Kami meminta agar kasus ini diselidiki secara menyeluruh oleh penyidik dan Kapolres Muratara segera melakukan pemeriksaan,” pinta Firul, yang didampingi beberapa rekannya.