JAKARTA (indotimes) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa bumi yang mengguncang wilayah Pantai Utara Pulau Batang Dua, Ternate, Maluku Utara, pada Rabu pagi, dipicu oleh aktivitas deformasi batuan dangkal di Laut Maluku.
“Gempanya berjenis dangkal dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” jelas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (16/7/2024).
Meski gempa tersebut tercatat memiliki magnitudo 5,4, Daryono memastikan bahwa tidak ada potensi tsunami akibat gempa ini.
Sebelumnya, BMKG melaporkan adanya gempa berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang wilayah Maluku Utara dan Sulawesi Utara pada pukul 06.39 WIB.
Pusat gempa terletak di laut dengan koordinat 1,30° LU dan 126,11° BT, sekitar 110 kilometer tenggara Kabupaten Bitung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 12 kilometer.
Selain Ternate, guncangan gempa juga dirasakan di Manado, Minahasa, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow Selatan, Bitung, Tomohon, Sitaro, dan Bolaang Mongondow Timur, dengan skala intensitas III MMI. Hingga Rabu pagi, belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa tersebut.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Masyarakat diharapkan menunggu hasil analisis lengkap dari BMKG yang dapat diakses melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.