AS Tangkap Aktivis Pro-Palestina di Columbia University, Trump Janjikan Tindakan Keras - Portal Berita Politik

AS Tangkap Aktivis Pro-Palestina di Columbia University, Trump Janjikan Tindakan Keras

- Editor

Rabu, 12 Maret 2025 - 04:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

INDOTIMES.ID – Amerika Serikat menangkap Mahmoud Khalil, seorang aktivis pro-Palestina di Columbia University, sebagai bagian dari kebijakan Presiden Donald Trump untuk menindak aksi demonstrasi di kampus-kampus.

Dilansir voaindonesia, Penangkapan ini disebut sebagai yang pertama dari serangkaian tindakan serupa yang akan datang.

Trump: Tidak Ada Toleransi untuk Aktivitas Anti-Amerika

Dalam pernyataan di Truth Social, Trump menegaskan pemerintahannya tidak akan menoleransi “aktivitas pro-teroris, anti-Semit, dan anti-Amerika” di universitas-universitas AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menambahkan bahwa mahasiswa lain yang terlibat dalam aksi serupa juga akan menghadapi konsekuensi hukum.

Baca Juga  EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?

Khalil ditahan oleh pejabat imigrasi AS akhir pekan lalu. Ia merupakan salah satu figur utama dalam gerakan protes di Columbia dan beberapa kampus lain tahun lalu yang menentang perang Israel-Hamas di Gaza.

Penangkapan atas Instruksi Trump

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan penangkapan Khalil dilakukan dalam koordinasi dengan Departemen Luar Negeri guna menegakkan kebijakan Trump yang melarang antisemitisme.

Dalam dokumen penahanannya, Khalil tercatat sebagai warga Suriah yang baru saja menyelesaikan gelar master di Columbia University.

Baca Juga  EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?

Ia memiliki kartu hijau AS dan menikah dengan warga negara Amerika yang saat ini tengah hamil delapan bulan. Hingga kini, Khalil belum didakwa atas tindak pidana apa pun.

Dampak Demonstrasi Pro-Palestina

Demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus AS tahun lalu terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya.

Israel kemudian melancarkan serangan balasan ke Gaza, yang menurut pejabat kesehatan setempat telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.

Baca Juga  EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?

Aksi protes di kampus-kampus memicu tuduhan antisemitisme dan beberapa di antaranya berubah menjadi bentrokan dengan aktivis pro-Israel.

Trump menegaskan bahwa individu yang dianggap mendukung terorisme tidak diterima di AS, dan ia berharap universitas-universitas menegakkan kebijakan tersebut.

Dengan langkah tegas yang diambil pemerintah AS, masih belum jelas bagaimana reaksi mahasiswa dan aktivis terhadap tindakan keras ini dalam waktu dekat.

Penulis : Putra

Editor : Redaksi

Berita Terkait

EU Desak Rusia Akhiri Perang! Aset Dibekukan, Gencatan Senjata Jadi Solusi?
Serangan Israel di Gaza Memicu Kecaman, Indonesia Desak Aksi Nyata Komunitas Internasional
G7 Ultimatum Rusia: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Sanksi Baru
Lentera Ramadan dari Kardus Daur Ulang, Cara Warga Gaza Menemukan Harapan
Israel Garis Keras Dukung Rencana Trump Usir Warga Gaza
Putin Setuju Gencatan Senjata, Tapi Tolak Proposal AS: “Harus Menghilangkan Akar Krisis!
Kronologi Penangkapan Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte
Israel Gunakan Kelaparan sebagai Sejata Perang, ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Berita Terkait

Rabu, 19 Maret 2025 - 18:23 WIB

Serangan Israel di Gaza Memicu Kecaman, Indonesia Desak Aksi Nyata Komunitas Internasional

Sabtu, 15 Maret 2025 - 15:26 WIB

G7 Ultimatum Rusia: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Sanksi Baru

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:43 WIB

Lentera Ramadan dari Kardus Daur Ulang, Cara Warga Gaza Menemukan Harapan

Sabtu, 15 Maret 2025 - 10:28 WIB

Israel Garis Keras Dukung Rencana Trump Usir Warga Gaza

Jumat, 14 Maret 2025 - 07:42 WIB

Putin Setuju Gencatan Senjata, Tapi Tolak Proposal AS: “Harus Menghilangkan Akar Krisis!

Berita Terbaru