INDOTIMES.ID, PALEMBANG – Bangunan eks Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PSRAN) yang terletak di Jalan Sosial KM 4,5, Kelurahan Sukabangun, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, kondisinya kini sangat memprihatinkan.
Gedung yang dikelilingi semak belukar dan tak terawat ini ternyata masih dihuni oleh keluarga yang memilih bertahan tinggal di sana karena keterbatasan biaya untuk tempat tinggal lain.
Pantauan di lapangan, bangunan yang berwarna putih dengan atap multiroof ini tampak dikelilingi semak yang baru saja dibersihkan oleh pihak dinas dari Provinsi Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, sebagian besar pintu dan jendela gedung sudah rusak atau hilang. Plafon dan atap genteng juga banyak yang jebol akibat kerusakan parah, sementara aliran listrik dan air PDAM sudah terputus.
Pada malam hari, beberapa bagian gedung ini menjadi gelap gulita dan seringkali digunakan oleh remaja untuk berkumpul. Salah satu penghuni yang masih tinggal di gedung tersebut.
Iwan, mengungkapkan bahwa ia bersama keluarganya memilih bertahan di sana karena tidak memiliki tempat lain untuk ditinggali. “Saya dulu tukang masak di Panti Sosial PSRAN ini. Setelah Panti ini dibubarkan karena pandemi, bangunan ini tidak lagi dirawat,” katanya.
Iwan juga menyebutkan bahwa gedung tersebut sempat digunakan sebagai kantor sementara oleh Dinas Satpol PP Kota Palembang, namun hanya bertahan sekitar dua tahun sebelum pindah. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Iwan terpaksa menadah air hujan untuk keperluan sehari-hari.
Lurah Sukabangun, Hendrik Buditama, mengakui bahwa bangunan tersebut merupakan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, meski terletak di wilayah Kelurahan Sukabangun. Hendrik mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya mengusulkan agar gedung tersebut dialihkan menjadi rumah singgah bagi keluarga pasien yang berobat di Rumah Sakit Siti Fatimah, RS Mata, dan RS Paru.
“Bangunan ini milik Provinsi Sumsel, tetapi berada di wilayah Kelurahan Sukabangun. Kami akan berusaha mengusulkan agar gedung ini difungsikan sebagai rumah singgah, daripada terus terbengkalai,” ujar Hendrik.